KABUPATEN TANGERANG, REDAKSI24.COM – Pengelola kebersihan Pasar Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Tudi Mahari Widiyanto mengungkapkan dugaan kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sejumlah praktik pungutan liar (Pungli) yang dilakukan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Niaga Kerja Raharja (NKR).
Hal itu diungkap usai dirinya terlibat cekcok dengan Direktur Operasional Perumda Pasar NKR, Ashari Asmat terkait tumpukan sampah di depan Pasar Curug, pada Minggu (11/9/2022).
“Saya kesal uang yang selama ini disetorkan kemana, TPS (tempat pembuangan sampah) rusak saya terus yang betulin,” kata Tudi kepada wartawan, Senin (12/9/2022).
Tudi atau biasa disapa Bosdom mengatakan, dugaan Pungli itu dilakukan PD Pasar NKR kepada sekitar kurang lebih seribu pedagang Pasar Curug.
BACA JUGA: Belum Jelas Legalitasnya, Perumda Pasar NKR Belum Mau Kelola Pasar Jambe
Bosdom mengungkap, sebagai pengelola kebersihan di luar Perumda Pasa NKRr, ia mengaku kerap menyetorkan sejumlah uang langsung ke rekening BUMD tersebut dari hasil pungutan biaya kebersihan para pedagang.
“Kami setiap bulan setor ke Perumda NKR, ada kok bukti transfernya,” ungkap Bosdom.
Ia merinci, untuk uang kebersihan yang harus disetrokan olehnya sebesar Rp11.250.000 per bulan. Jika ditotal untuk pendapatan pungutan dari kebersihan yang disetorkan ke PD Pasar NKR per tahunnya mencapai Rp135.000.000.
Selain itu, lanjutnya, ia juga menyetorkan biaya dari hasil bongkar muat barang pada bulan lalu mencapai Rp6.000.000, dengan rincian tiap kali biaya bongkar muat para pedagang sebesar Rp60.000.
“Itu baru dari uang yang saya setorkan ke mereka, kalau yang resmi kwitansi dari PD Pasar NKR seperti retribusi lapak, keamanan dan sebagainya, bisa miliaran itu,” jelasnya.
BACA JUGA: Perumda Pasar NKR Diminta Lelang Ulang Pasar Sentiong
Tidak hanya itu, lanjutnya, kecurangan lain juga diduga dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten Tangerang. Yakni berupa penggelembungan tagihan uang retribusi kios dan listrik.
Belum lagi, katanya, Pungli kepada pedagang-pedagang liar di sekitar pasar. “Kalau listrik ditagih, misal tagihan 25 juta, sama mereka di markup. Di luar pasar pun pedagang kaki lima dipungut dana,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Operasional Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja, Ashari Asmat saat dihubungi Redaksi24.com, hingga pukul 19.30 Wib, masih enggan menjawab pertanyaan seputar masalah itu.
Sebelumnya warga yang melintas di Jalan Raya Curug mengeluhkan bau busuk dari sampah yang menumpuk di depan Pasar Curug Kabupaten Tangerang.
Salah satu pengguna jalan, Yeni mengatakan, sampah-sampah tersebut dibiarkan menumpuk, belum diangkut petugas kebersihan. Menurutnya, sampah yang berasal dari pasar tersebut, biasanya terkumpul di belakang pasar.
Namun, sudah 3 hari terlihat berada di depan pasar atau tepat di sisi jalan raya. “Parah ini (sampah) menumpuk banget. Sampai meluber ke jalan,” kata Yeni kepada wartawan, Minggu (11/9/2022).
BACA JUGA: Pasar Jambe yang Terbengkalai Itu Sedot APBD Kabupaten Tangerang Rp2,928 Miliar
Keluhan serupa disampaikan Marhaen warga sekitar. Ia mengaku heran. Pasalnya sampah yang telah menumpuk berhari-hari itu dibiarkan begitu saja oleh pengelola pasar.
“Saya juga heran, kalau dibiarkan bisa baunya kemana-mana ini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Operasional Perumda NKR Kabupaten Tangerang, Ashari Asmat, saat dikonfirmasi mengaku akan mengecek terlebih dahulu. Ia beralasan saat ini dirinya tengah berada di luar kota.
“Saya cek sebentar ya. Maaf agak slow respon, saya sedang di luar kota,” akunya.(Deri/Difa)