Oleh : Dr. Zulkifli, MA
Dosen FAI Universitas Muhammadiyah Tangerang
Setiap orang tua pada hakikatnya mendambakan anak yang sholeh dan sholehah yaitu ketika dipandang ada dihadapan kedua orangtua menjadi penyejuk dan penenang hati, ketika jauh selalu dirindukan. Mempunyai anak merupakan dambaan dan kebanggaan setiap orang tua, karena anak merupakan amanah dan titipan Allah SWT dan merupakan pelanjut tongkat estapet cita-cita dan harapan sekaligus investasi pelindung kedua orang tua ketika berusia lanjut.
Tetapi dalam perjalanan kehidupan ini terkadang ada saja kerisauan dan ketakutan orang tua manakala anaknya setelah besar dewasa bertolak belakang dengan harapan dan impian kedua orang tua yaitu membuat kesal, menjauhi bahkan memusuhi orang tua bahkan membangkang kepadanya. Tentunya tidak ada orang tua berharap anak-anaknya sesat dan menyeret kedua orang tua kalau dalam masa perkembangan di didik dengan sebaik-baiknya. Di dalam pendidikan perkembangan Islam bagaimana anak di didik dengan kasih sayang, kesabaran dan motivasi untuk lebih baik lagi dalam segala hal yang bersifat positif.
Di dalam proses mencetak kesabaran pada anak ketika anak itu membutuhkan kita sebagai orangtua sepatutnya kita memberikan perhatian khusus walaupun pekerjaan rumah atau kantor begitu banyak dikarenakan suatu saat nanti dia menjadi dewasa dan kita berusia lanjut maka akan teringat perhatian kita dahulu. Banyak orang tua dizaman sekarang tidak sedikit acuh dan masa bodoh terhadap anak, dengan memberikan sepuasnya gadget atau handpone sehingga ketika kita perlukan lebih mendengarkan suara handpone dibandingkan orangtua.
Ketika kita mendidik menahan emosional pada saat anak usia 0-7 tahun masa masa anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang terkadang anak sering membuat hal-hal yang mengandung perhatian orang tua bahkan terkadang orang tua tak sabar melakukan perkataan kasar atau memukul anak, hal inilah yang akan diingat di memori anak tersebut istilah pribahasa bilang buah tidak jauh jatuhnya dari pohonnya atau foto copyan tidak akan berbeda dengan aslinya.
Ketika kedua orang tua memberikan perhatian, pengajaran dan pendidikan dengan penuh penyayang dan penyabar suatu saat mereka akan berbalik melayani kedua orang tua ketika sudah lanjut usia. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT membagikan tipe-tipe anak kedalam 4 tipe yaitu :
1. Anak sebagai Penyejuk hati dan penenang jiwa
Didalam Al-Qur’an surat Al-Furqon 25 ayat 74 Allah SWT berfirman yang artinya Dan orang-orang yang berkata Ya tuhan Kami anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Qurrota a’yun atau penyejuk hati penentram jiwa proses yang ditunjukkan oleh kedua orangtua yang sholeh dan sholehah digambarkan anak-anak yang taat kepada Allah SWT memiliki akhlak serta budi pekerti yang baik dan santun.
2. Anak sebagai Perhiasan Dunia
Di dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 46 Allah SWT berfirman yang artinya, Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi sholeh adalah pahala di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Proses pengajaran dan pendidikan yang dilakukan kedua orangtua manakala sesuai maka dalam proses pendidikannya anak akan berhasil mendapatkan rangking dikelas kemudian pada saat kuliah diterima di universitas ternama bahkan mendapatkan pekerjaan yang layak dan baik, inilah yang dikatakan anak sebagai perhiasan dan nama baik kedua orang tua terbawa bawa di masyarakat.
3. Anak sebagai Ujian
Ketika anak dikala dewasa menjadi durhaka, membangkang terhadap orang tuanya bahkan membuat resah kedua orang tuanya maka seyogyanya anak menjadi ujian dan perlu kedua orang tua muhasabah intropeksi diri.
4. Anak sebagai Musuh
Di zaman sekarang ketika kesibukan orangtua menjadi-jadi hilangnya perhatian dan konsen mendidik terhadap anak kurang maka yang terjadi ketika besar banyak anak yang melawan orang tuanya bisa jadi karena harta benda entah itu pembagiaan warisan atau ketidak adilan orang tua yang pada akhirnya anak berlebihan dalam menuntut hal yang diluar kesanggupan kedua orang tua bahkan ada yang membunuh, menggugat dipengadilan bahkan tak mengakui kedua orangtuanya.
Maka beruntunglah kedua para orangtua yang mengerti dan menjalankan amanah Allah serta menjaganya dan besar menjadi anak-anak yang sholeh dan sholeha berkat doa dan didikan kedua orang tua yang hebat. Semoga tulisan ini menjadi cermin bagi penulis dalam proses membesarkan anak-anak menjadikan pintar dan benar serta bermanfaat aamiin. Wallahu a’ lam bishawwab. (*)