KABUPATEN SERANG, REDAKSI24.COM – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kabupaten Serang, menjamin pasokan oksigen untuk kebutuhan rumah sakit (RS) di daerahnya, termasuk Banten, aman.
Untuk memastikan ketersediaan pasokan oksigen, Forkopimda dan Satgas COVID-19 Kabupaten Serang meninjau salah satu perusahaan gas di Kabupaten Serang, yakni PT Samator Gas di Kawasan Industri Modern, Desa Sukatani, Kecamatan Cikande, Selasa (6/7/2021).
“Kunjungan ke PT Samator Gas untuk memastikan ketersediaan oksigen,” kata Asisten Daerah (Asda) I Bidang Administrasi Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Serang, Nanang Supriatna.
Menurut Nanang, PT Samator Gas menjamin untuk suplai oksigen wilayah Jawa Barat (Jabar) dan Banten aman. Bahkan, perusahaan juga telah menaikkan kapasitas produksi per hari, dari 5 ribu meter kubik (M3) menjadi 7.500 meter kubik dengan meminta jaminan pasokan listrik dari PLN terjaga dan tinggi.
“PT Samator Gas suplai oksigen untuk kesehatan 80 persen dan untuk kebutuhan industri 20 persen,” kata Nanang.
BACA JUGA: Oksigen Industri Seluruhnya Bakal Dikonversi untuk Medis
Nanang mengatakan, berkaitan dengan adanya kelangkaan oksigen saat ini, permasalahannya berada pada pendistribusian. Pihaknya meminta jajaran Polres Serang untuk mengawasi distribusi oksigen di agen dan masyarakat agar tidak terhambat.
“Kami harap kejadian di Rumah Sakit Sarjito Yogyakarta tidak terjadi di Kabupaten dan Kota Serang,” katanya.
Sebelum meninjau PT Samator Gas, Forkopimda dan Satgas COVID-19 Kabupaten Serang melakukan Sosialisasi Implementasi Instruksi Mendagri Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Aula PT Parkland World Indonesia (PWI) Cikande.
“Perusahaan Industri PWI masuk dalam kriteria esensial,” kata Nanang didampingi unsur Forkpimda Kabupaten Serang.
Artinya, kata Nanang, harus ada pengaturan pengurangan jumlah tenaga kerja 50 persen dan penerapan prokes yang ketat di lingkungan kerja pabrik.
“Selama bekerja dan ketika masuk dan keluar pabrik agar menghindari kerumunan dan kontak fisik antar-pekerja,” kata Nanang.(Ant/Difa)