Masih di Masa Pandemi COVID-19, Perayaan Peh Cun Digelar Dengan Sederhana

oleh -
Masih di Masa Pandemi COVID-19, Perayaan Peh Cun Digelar Dengan Sederhana
Prosesi pencucian Empe Peh Cun (perahu naga kuno) degan menggunakan air dari sungai Cisadane/Hendra.

TANGERANG,REDAKSI24.COM–Sejumlah warga Tionghoa di Kota Tangerang merayakan ritual Peh Cun di Klenteng Koet Guan Bio (Klenteng Empe Peh Cun), Gg. Eretan, Sukajadi, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Minggu  (13//6/2021) tengah malam. Sama seperti tahun kemarin, karena masih di masa pandemi COVID-19, perayaan Peh Cun yang selalu diperingati setiap tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Kong Hu Cu tersebut berlangsung sangat sederhana dan dengan jumlah undangan yang dibatasi.

“Karena masih di masa pandemi, maka perayaan Peh Cun ini kami gelar sedehana an dengan mematuhi protokol kesehatan dan kami hanya mengundang kalangan-kalangan tertentu saja,” papar Monik mewakili Pengurus perahu naga Empe Peh Cun Romo Joni Suryanto  dari Klenteng Koet Guan Bio.

Selain itu lanjut Monik, rangkaian perayaan Peh Cun juga disederhanakan dan tidak melibatkan masyarakat ramai. Menurut Monik, perayaan Peh Cun ini akan berlangsung selama dua hati namun hanya akan dilakukan rangkaian acara inti seperti pencuciaan Empe Peh Cun (Perahu Naga kuno) yang sebelumnya melakukan ritual doa, dan di hari  kedua disambung dengan pembakaran untuk doa-doa.

BACA JUGA: Inilah Syarat Penerimaan Peserta Didik Baru di Kota Tangerang

“Dalam perayaan Peh Cun ini kami berharap pandemi COVID-19 yang sangat menyengsarakan masyarakat ini segera berlalu sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan normal sehingga roda perekonomian bisa kembali berputar,” harap Monik.

BACA JUGA: Goyang Sajojo Meriahkan Suasana Festival Budaya di Apeksi Kota Tangerang

Dalam kesempatan itu juga Monik menjelaskan sedikit tentang perayaan Peh Cun ini Menurut Monik, pelaksanaan perayaan dalam tradisi Peh Cun dimaknai sebagai sebuah penghormatan kepada sang leluhur sekaligus menjaga pelestarian tradisi oleh masyarakat Tionghoa di Tangerang atau yang akrab disebut dengan Cina Benteng ini.  Beberapa keyakinan atau kepercayaan pada Tradisi Peh Cun seperti menggantungkan daun di kusen pintu, menjemur koleksi kain dan buku, dan sebagainya hingga saat ini masih tetap diyakini membawa keberkahan oleh masyarakat Cina Benteng.

BACA JUGA: Perayaan Tahun Baru Imlek, Dari Kue Keranjang Hingga Ikan Bandeng

Karena telah mengakar di masyarakat menurut Monik, perayaan Peh Cun  semakin berkembang  dan diisi dengan berbagai  festival menarik seperti lomba perahu naga, lomba menangkap bebek di sungai Cisadane serta karena bertepatan dengan perayaan Bacang maka diikuti dengan pelarungan aneka persembahan di sungai Cisadane.

“Namun yang terpenting, perayaan Peh Cun merupakan sikap menghayati kembali nilai-nilai patriotisme Qu Yuan sambil terus melestarikan Sungai Cisadane agar tetap asri dan bersih,” pungkasnya.

Sementara itu Anggota DPRD Banten, Sugianto mengapresiasi kegiatan perayaan Peh Cun yang dilakukan warga Tionghoa di Tangerang. Menurut politisi dari Partai PDI Perjuangan ini selain sebagai tradisi budaya  perayaan Peh Cun ini jika dikemas dengan baik bisa bisa menjadi daya tarik pariwisata di Kota Tangerang.

“Ini bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di sektor pariwisata. Untuk itu sebagai anggota DPRD saya mendorong agar perayaan Peh Cun ini dijadikan aset budaya Pemprov Banten khususnya Pemkot Kota Tangerang,”  ujar pria yang juga menjadi tokoh Tionghoa di Kota Tangerang ini.  

Hanya saja karena saat ini masih di masa pandemi diharapkan perayaan Peh Cun itu tidak melibatkan banyak massa agar  untuk menghindari  terjadinya kerumunan yang bisa menjadi sarana penyebaran COVID-19.

“saya mengapresiasi bahwa perayaan Peh Cun tetap digelar dan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” pungkasnya.  (Hendra)