Kemenkes Minta Waspada Tiga Varian Baru Virus Corona Lebih Menular

oleh -
kemenkes, virus, corona, varian, baru, kasus
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI minta masyarakat waspada adanya tiga varian baru virus corona yang masuk Indonesia karena lebih menular/Foto: Ilustrasi – Virus Corona/Istimewa.

JAKARTA, REDAKSI24.COM–Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap adanya tiga varian baru virus corona yang sudah masuk Indonesia karena memiliki tingkat penularan lebih cepat.

Kemenkes melaporkan tiga varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tersebut, yaitu B117 asal Inggris, lalu B1351 dari Afrika Selatan, dan varian mutasi ganda B1617 asal India.

“Tiga virus corona varian jenis baru sudah masuk ke Indonesia. Masyarakat untuk lebih mewaspadai, lantaran penyebab COVID-19 itu lebih cepat menular,” kata Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, Selasa (4/5/2021).

Menurut Siti Nadia, varian yang digolongkan dengan Varian of Concern ini, diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar 36 sampai 75 persen, dibandingkan dengan jenis virus corona yang beredar sebelumnya,” ujarnya.

Kata Siti Nadia, Badan Kesehatan Dunia WHO mencatat, berbagai peningkatan kasus sampai 49 persen varian B117 yang bersirkulasi di Asia Tenggara, dan varian B117 saat ini merupakan varian yang paling banyak dilaporkan dari berbagai negara.

Sementara terkait mutasi atau virus corona varian baru di Indonesia, imbuh Nadia, masih terus diteliti dan melakukan pengujian pada 786 laboratorium.

 

Kasus virus corona varian baru

Menurut dia, saat ini dilaporkan sudah ada 13 kasus dari varian B117, masing-masing terdeteksi berada di Sumatera Utara sebanyak dua kasus, Sumatera Selatan satu kasus, Banten satu kasus, Jawa Barat lima kasus, Jawa Timur satu kasus, Kalimantan Timur satu kasus dan Bali dua kasus.

Sebanyak lima kasus B117 dilaporkan berasal dari imported case atau dibawa oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Arab Saudi terdeteksi berada di Karawang (Jawa Barat), Kota Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Kota Bogor (Jawa Barat).

Sedangkan delapan kasus corona lainnya dilaporkan berasal dari transmisi lokal atau penularan antarwarga masing-masing berada di Tapin (Kalimantan Selatan), Palembang (Sumatera Selatan), Kota Medan (Sumatera Utara), Kabupaten Karawang (Jawa Barat) dan Kota Tanjung Balai (Sumatera Utara).

Sementara untuk kasus B1617, imbuh Nadia, terdeteksi berada di Kepulauan Riau sebanyak satu kasus dan DKI Jakarta dua kasus. Sementara, B1531 terdeteksi berada di Bali sebanyak satu kasus.

“Jadi dengan surveilans kita mewaspadai penambahan kasus B117 dan B1351, serta B1617 yang sudah masuk ke Indonesia. Hasil akhir ini sudah kita dapatkan dari hasil pemeriksaan per tanggal 30 April,” jelasnya.

Dia melanjutkan, di beberapa negara saat ini sedang terjadi lonjakan kasus COVID-19. Beberapa faktor yang menjadi penyebab peningkatan kasus adalah mobilitas pergerakan masyarakat.

oleh karena itu, untuk mencegah penularan lebih meluas, Nadia meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitas. Situasi yang ada di Indonesia mengharuskan masyarakat untuk mematuhi anjuran maupun larangan dari pemerintah.

“Tidak ada yang menjamin bahwa dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang negatif selama dalam perjalanan ataupun selama dalam proses kita menuju kampung halaman misalnya, kita tidak terpapar COVID-19,” ucap Nadia.(ejp)

Sumber: Antara