TANGERANG,REDAKSI24.COM–Ekonom Senior INDEF, Enny Sri Hartati menekankan penting pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi terjadinya resesi akibat adanya pandemi COVID-19. Salah satu langkah strategis tersebut adalah dengan membuka lapangan pekerjaan bagi warganya.
“Saat ini sedikitnya ada 64 persen penduduk Indonesia yang mengalami kekurangan pendapatan dan kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19,” ujar Enny saat menjadi salah satu pembicara dalam acara simposium ‘Strategi Bangkit dari Krisis Multi Dimensi-Penguatan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi COVID-19” yang digelar di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis beberapa waktu lalu.
Untuk itu, menurut mantan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti mengatakan, seharusnya pemerintah tidak hanya fokus pada investasi asing, melainkan harus lebih fokus pada membuka Iapangan kerja di daIam negeri Iewat pemberdayaan UMKM dan Industri KeciI Menengah (IKM)
“Geliat pertumbuhan domestik Indonesia akan lebih banyak ditentukan oleh tingkat konsumsi dalam negeri yang saat ini sedang anjlok. Dan untuk meningkatkannya tentuya masyarakat harus mendapatkan pekerjaaan agar kembali memiliki daya beli setelah kembali mendapatkan penghasilan,” ujar Enny.
Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, mengatakan di masa pandemi Ini peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus Iebih dimaksimalkan sebagai sumbu ekonomi yang berdiri di tengah warga negara dan swasta. terlebih menurut Deddy aset total BUMN saat ini telah mencapai lebih dari Rp9.000 triliun.
“Sayangnya saat ini peran BUMN belum maksimal karena kebanyakan perusahaan BUMN justru berkutat dengan masalah internalnya yaitu neraca keuangan yang defisit alias merugi,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Badan Kebudayaan Nasional DPP PDIP,Aria Bima. menekankan pentingnya jalan kebudayaan dalam merespon krisis. Menurut Aria Bima, dalam kondisi sekarang ini, Kebhinekaan Indonesia justru terlihat terancam dI masa krisis.
“Banyak orang mulai tidak Iagi yakin dengan identitas kebangsaan Indonesia yang kaya dan majemuk. Maka, tempat seperti Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis Ini sangat dibutuhkan sebagai wadah untuk memupuk Rasa Kebudayaan dan Kebhinekaan Indonesia,”jelasnya.
Cendekiawan Muslim yang juga calon kuat Duta Besar RI untuk Saudi Zuhairi Misrawi menyebutkan, bahwa 10 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia para kyai dan alim ulama sudah sepakat untuk membangun Indonesia Merdeka sebagai Dar-Al Salam (Darussalam) atau tanah/negeri yang damai.
“Maka visi kemerdekaan Indonesia dengan Pancasila harus semakin diteguhkan” tandas pria yang akrab disapa Gus Mis ini.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang menjadi Keynote Speaker dalam acara simposium ini berharap agar generasi muda tidak menjadikan pandemi COVID-19 sebagai musibah. Menurut Hasto, para pemuda harus menjadikan kondisi yang terjadi saat ini sebagai panggilan sejarah untuk memberikan sesuatu bagi bangsa dan negara.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang digembleng oleh berbagai cobaan dan rintangan sejarah untuk kemudian mampu membuktikan diri mumpuni memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaaan yang telah diraih dengan susah payah,” tegas Hasto.
Sementara itu Pendiri Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Ananta Wahana berharap simposium yang digelar ditempatnya ini bisa sedikit berkontribusi dalam menjawab berbagai tantangan yang tengah dihadapi Bangsa Indonesia.
“Mudah-mudahan pemikiran berbagai tokoh yang hadir dalam simposium yang digelar di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis bisa bermanfaat dalam mengatasi krisis akibat adanya pandemi COVID-19 ini,” pungkas pria yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi VI DPR RI ini. (Hendra)