Infeksi Corona India Lebih 20 Juta, Oposisi Serukan Penguncian Nasional

oleh -
infeksi, corona, india, varian, pendemi, covid19
Infeksi virus corona India lebih 20 Juta, oposisi serukan penguncian nasional/Foto: Mukesh Bhardwaj menangis duduk di samping istrinya yang sedang mendapatkan oksigen gratis di Ghaziabad, India, Senin (3/5/2021)/Antara.

INDIA, REDAKSI24.COM–Infeksi virus corona di negara India melonjak hingga lebih dari 20 juta kasus pada Selasa (4/5) membuat pemimpin oposisi India Rahul Gandhi menyerukan penguncian nasional.

Gelombang infeksi kedua yang mematikan di India merupakan lonjakan infeksi virus corona terbesar di dunia, dan telah menempatkan negara itu menjadi pada peringkat kedua setelah Amerika Serikat mengalami pandemi yang buruk.

“Satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran corona saat ini adalah penguncian penuh. Kelambanan pemerintah India membunuh banyak orang yang tidak bersalah,” kata anggota parlemen partai Kongres Gandhi di Twitter.

Dalam waktu sekitar empat bulan negara itu telah menambahkan 10 juta kasus infeksi, dan saat ini India memiliki 3,45 juta kasus aktif COVID-19.

Kementerian kesehatan negara itu melaporkan 357.229 kasus baru selama 24 jam terakhir pada Selasa (4/5), sementara kematian naik 3.449 kasus dengan total korban 222.408 jiwa.

Pakar medis setempat mengatakan, angka kasus sebenarnya di India bisa lima hingga 10 kali lebih tinggi daripada yang dilaporkan.

Dengan alasan jatuhnya ekonomi, Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi enggan memberlakukan penguncian nasional, meski beberapa negara telah memberlakukan berbagai batasan sosial.

Lonjakan kasus COVID-19 varian India yang sangat menular telah membebani sistem kesehatan, menguras pasokan oksigen medis yang penting untuk kelangsungan hidup bagi mereka yang terinfeksi.

Banyak pasien meninggal di ambulans dan tempat parkir di luar rumah sakit. Barisan tumpukan kayu pemakaman di taman dan tempat parkir mobil digunakan untuk kremasi mayat-mayat korban COVID-19.

Perdana Menteri Modi menuai kritik karena tidak bergerak lebih cepat untuk membatasi gelombang infeksi terbaru, dan membiarkan jutaan orang yang sebagian besar tidak bermasker menghadiri festival keagamaan dan rapat umum politik yang ramai selama Maret dan April.

“Apa yang diungkapkan beberapa pekan terakhir adalah bahwa baik pusat maupun negara bagian sangat tidak siap untuk gelombang kedua,” demikian editorial Times of India pada Selasa.

 

Kelangkaan vaksin

Lonjakan infeksi virus corona di India bersamaan dengan penurunan drastis dalam vaksinasi, karena masalah pasokan dan pengiriman.

Sedikitnya tiga negara bagian, termasuk negara bagian terkaya di Maharashtra yang mencakup Mumbai, terus melaporkan kelangkaan vaksin hingga menutup beberapa pusat vaksinasi.

“Saya lelah mengantre. Saya akan mencoba sekali lagi. Jika saya tidak mendapatkannya, saya akan menyerah,” kata Anil Rajapure, seorang petani berusia 49 tahun di kota Satara di Maharashtra, yang gagal mendapatkan suntikan vaksin pertamanya setelah tiga kali percobaan karena stok habis atau tidak tiba.

Hanya 9,5 persen dari total 1,35 miliar populasi India telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin COVID-19.(ejp)

Sumber: Antara