LEBAK, REDAKSI24.COM – Menyusul meningkatnya debit air Sungai Ciberang dan Ciujung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, merespon cepat dengan menetapkan status awas banjir.
“Kami mengimbau warga yang tinggal di sekitar kedua sungai itu waspada terhadap kemungkinan bencana banjir,” kata Rohmat, seorang petugas BPBD Kabupaten Lebak, Sabtu (3/3/2021).
Pemberlakuan status Awas Banjir tersebut karena curah hujan cukup tinggi dengan intensitas ringan dan sedang yang belakangan sering melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Lebak.
Curah hujan yang cukup tinggi sejak Jumat (2/4) malam hingga kini masih berlangsung dan berpotensi menimbulkan bencana alam.
Berdasarkan laporan ketinggian permukaan Sungai Ciberang-Ciujung pukul 11.30 WIB tercatat 558 sentimeter dengan debit air 682 meter kubik per detik, sedangkan hulu Sungai Ciberang 540 sentimeter dan Ciujung 606 sentimeter.
BACA JUGA: Duh, Petani Lebak Tak Pernah Dapat Bantuan Dampak Covid-19
Saat ini, kata dia, kondisi daerah aliran sungai dipastikan meluap jika hujan berlangsung sampai sore hari.
“Kami saat ini mempersiapkan evakuasi untuk pertolongan masyarakat agar tidak menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Menurut dia, kawasan hulu Sungai Ciberang-Ciujung berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan hutan adat Badui dilanda hujan sejak Jumat (2/4/2021) malam.
Selain itu juga curah hujan dengan intensitas ringan dan sedang berlangsung cukup lama mulai malam, siang, sore hingga dini hari. Saat ini, permukaan air Sungai Ciujung meluap bisa menerjang permukiman penduduk.
Bahkan, sejumlah lokasi permukiman masyarakat, seperti BTN Mandala dilanda banjir akibat saluran drainase tidak berjalan.
“Kami minta warga yang tinggal di pemukiman aliran sungai agar waspada guna mengurangi risiko kebencanaan,” katanya.
Camat Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Yadi Basari Gunawan mengimbau warga yang tinggal di sekitar aliran Sungai Ciberang-Ciujung agar waspada banjir sehubungan permukaan sungai debit air meningkat.
Saat ini, jumlah warga yang tinggal di bantaran sungai mencapai ribuan kepala keluarga tersebar di Kelurahan MC Rangkasbitung Barat, MC Timur Rangkasbitung Timur, Cijoro Lebak, Cijoro Pasir, Desa Kolelet Wetan dan Desa Pabuaran.
“Kami menginstruksikan lurah dan rukun warga agar meningkatkan waspada bencana alam itu,” katanya.
Sementara itu, Budiman (50), warga Kelurahan Cijoro Lebak Rangkasbitung mengaku dirinya sudah mempersiapkan peralatan rumah tangga, termasuk elektronika ke tempat aman karena khawatir terkena banjir.
“Kami lebih baik mengamankan perabotan rumah tangga agar tidak terendam banjir,” katanya menjelaskan.(ANT/DIFA)