PANDEGLANG, REDAKSI24.COM – Setiap Bulan Suci Ramadan, ada belasan wanita berjejer di tepi Jalan Labuan-Pandeglang, tepatnya di depan Kantor Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Belasan wanita tersebut, bukan meminta-minta, melainkan mereka tengah mencari berkah dengan menjajakan olahan makanan apem putih untuk dijajakan kepada warga atau pengguna jalan yang melintas di sepanjang jalur tersebut.
Pantauan di lokasi, kaum perempuan itu berdiri tegap berjejer di pinggir Jalan Raya Labuan-Pandeglang. Setiap ada pengendara melintas, mereka menawarkan makanan apem putih khas Ramadan yang sudah dikemas dengan kantung plastik.
Namun apem putih yang mereka sodorkan itu tidak gratis, melainkan harus dibeli dengan kisaran harga Rp10 hingga Rp 15 ribu perbungkusnya. Apem putih meeupakan olahan makanan lokal khas Cimanuk, yang biasa banyak dijual hanya saat Ramadan. Meskipun di hari – hari biasa juga ada, tapi kue itu lebih banyak dijumpai saat bulan puasa.
Kue apem putih yang terbuat dari adonan tepung beras, cara proses pembuatannya dikukus hingga mengembang dan matang. Kue tradisional itu kerap diburu warga ketika Bulan Suci Ramadan, karena untuk hidangan makanan berbuka puasa.
Karena kue apem putih itu merupakan kue has Ramadan, tidak sedikit warga mencari berkah melalui penjualan kue tersebut. Seperti yang dilakukan belasan wanita yang berjejer di sepanjang Jalan Raya Labuan – Pandeglang, karena hal itu sudah dijadikan rutinitas saat bulan puasa.
Salah seorang penjual apem putih, Siti mengaku sudah menjadi kebiasannya setiap bulan puasa berdagang kue apem putih di pinggir jalan raya. Karena biasanya, kata dia, pada bulan Ramadan permintaan apem putih lumayan tinggi. Dengan begitu bisa memberikan tambahan penghasilan yang lumayan besar bagi penjualnnya.
“Tiap bulan Ramadan kami menjual apem putih di sini (tepi jalan raya). Kami tidak keliling, kami hanya berdiri menawarkan apem putih ke setiap pengendara yang melintas,” ungkapnya, Selasa (28/4/2020).
Dia mengaku kue apem putih yang dijualnya diambil dari pembuatnya. Banyak warga berjualan kue apem putih. “Bukan hanya saya saja, tapi banyak pula pedagang lain dengan menjual kue yang sama (apem putih, red),” katanya.
Diakuinya, meski tidak sedikit yang berjualan apem putih di pinggir jalan tersebut, namun tidak menyurutkan semangatnya dalam mencari berkah Ramadan. Karena, kata dia, setiap orang akan diberikan rizqi selama orang itu mau berusaha.
“Tiap hari ada saja yang membeli meskipun pedagangnya banyak. Karena bukan hanya satu atau dua orang yang melintas di jalur ini, tapi banyak warga dari mana saja yang melintas dan membeli apem putih,” ujarnya.
BACA JUGA:
. Polres Pandeglang Himbau Warga Tidak Mudik
. Jelang Buka Puasa, Polisi di Pandeglang Bagi-bagi Takjil
. Ribuan Warga Pandeglang Terdampak Covid-19 Terancam Tak Dapat Bantuan
Menurutnya, kue apem putih yang dijualnya itu seharga Rp15 tibu perbungkus. Bahkan terkadang dijualmnya seharga Rp12 ribu, lantaran banyaknya saingan. Setiap harinya ada saja yang terjual, meskipun tidak semuanya habis terjual.
“Untuk satu bungkusnya ada sebanyak 10 biji. Tidak hanya apem, tapi dilengkapi juga dengan air gula merah,” ujarnya.
Ditambahkannya, dari harga penjualan sebesar Rp 15 ribu perbungkus, ia bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp5 ribu dari tiap bungkusnya. Karena ia harus setor ke pembuatnya sebesar Rp10 ribu.
“Alhamdulillah berkah Ramadan, tiap hari sebanyak 5 sampai 10 bungkus mah selalu terjual,” tandasnya.(Samsul Fathoni/Difa)